Kamis, 16 April 2015

TELAH DIBUKA!!!!!!!!!!
TOSIBTA TRAVEL
TOGA SINAGA BORU BERE TANGERANG TRAVEL
KUNJUNGI DI JALAN RORO JONGRANG BLOK C24 
PERUMNAS 2 TANGERANG BANTEN
DI TOSIBTA TRAVEL ANDA BISA:
BELI TIKET PESAWAT
BELI TIKET KERETA API
PESAN HOTEL
BAYAR LISTRIK DAN TOKEN  PLN
BAYAR TELEPON, SPEEDY TELKOM
BAYAR ANGSURAN MOTOR
ISI ULANG PULSA SEMUA OPERATOR
KONTAK PERSON: JULI HUTASOIT
HP:081210227359, 085697293950,087771878575, 021 55655714

Rabu, 10 September 2014

Defisit Gas Mengancam RI 20 Tahun Mendatang Karena Rajin Ekspor

Dana Aditiasari - detikfinance
Jakarta -Ketahanan energi menjadi salah satu fokus berbagai negara di dunia. Salah satu topik utama yang sedang hangat dibicarakan adalah penyediaan sumber energi di luar fosil.

Senior Vice President Gas and Power PT Pertamina (Persero) Salis S Apriliani mengatakan, di masa depan, kebutuhan gas di Indonesia bakal naik pesat, seiring menipisnya ketersediaan energi konvensional seperti minyak.

Saat ini memang konsumsi gas dalam negeri belum sebanyak produksi yang ada, sehingga banyak yang diekspor. Namun untuk ke depan bila gas terus dikuras, maka defisit gas mengancam Indonesia.

Menurut Salis, saat ini baru 50,3% gas yang diproduksi dikonsumsi di dalam negeri. Sedangkan sisanya diekspor.

"Permintaan gas Indonesia akan meningkat hingga 4,8% per tahun dalam rentang 2015-2025. Jadi 86% konsumsinya ada di Jawa. Indonesia akan defisit gas terutama di Jawa Barat dan Sulawesi," kata Salis pada acara The 38th Indonesia Petroleum Association (IPA) Convex 2014, di JCC, Jakarta, Kamis (22/5/2014).

Untuk itu, kata Salis, diperlukan adanya upaya-upaya lebih awal agar lonjakan permintaan gas di masa depan tersebut dapat diantisipasi. Kuncinya adalah keseimbangan antara permintaan dan penawaran.

"Yang dimaksud aman itu ya, antara permintaan dengan ketersediaannya itu seimbang. Ya lebih sedikitlah supaya bisa aman. Jadi, bagaimana domestik terpenuhi, secure dari luar juga harus terpenuhi. Maka harus diambil langkah untuk mengantisipasi lonjakan permintaan gas dari dalam negeri," katanya

Langkah nyata yang dapat dilakukan untuk memenuhi ketersediaan gas tersebut, lanjut dia, adalah dengan terus melakukan eksplorasi-eksplorasi baru baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Selain itu, perlu juga dipikirkan rencana untuk pemenuhan ketersediaan lewat skema Impor.

Berbagai negara memang tengah serius mengamankan ketersedian energi dalam negerinya masing-masing. Bahkan, negara tetangga seperti Singapura rela membeli gas dengan harga tinggi dari dalam negeri.

Untuk itu, Indonesia sebagai negara penghasil gas sebaiknya bijak mengalokasikan gas hasil produksinya. Untuk itu, perlu adanya perubahan paradigma, di mana Indonesia harus lebih bijak memanfaatkan sumber daya gasnya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri ketimbang untuk melakukan ekspor.

"Indonesia harus berubah dari LNG Seller (penjual LNG) menjadi LNG Buyer (Pembeli LNG). Kan tadinya kita ekspor LNG, nah untuk memenuhi kebutuhan itu maka perlu ada dilakukan impor. Harus ada perubahan paradigma yang tadinya penjual, jadi pembeli. Itu kan beda. Strategi bisnisnya beda," tegasnya.

Kura-kura dan Kelinci

Apa yang mereka pelajari tentang kerja sama kelompok.

Setiap orang pasti tahu tentang kisah tentang kura-kura dan kelinci. Apa yang kebanyakan orang tidak mengetahui adalah pelajaran yang berharga tentang kerja sama kelompok dalam cerita tersebut.

Zaman dahulu, ada kura-kura dan seekor kelinci yang berdebat tentang siapa lebih cepat. Mereka yang akhirnya putuskan untuk berlomba.

Begitu perlombaan dimulai, kelinci melesat di depan dengan cepat untuk sekali. Menyadari bahwa kura-kura akan butuh waktu yang lama untuk mengejarnya, maka kelinci mencari pohon untuk berteduh. Ketika dia jatuh terlelap, kura-kura dengan pasti menyusulnya dan memenangi perlombaan. Kelinci terbangun dan menyadari dia telah kalah ketika kura-kura memasuki garis akhir.

Moral dari kisah tersebut adalah: KERJA KERAS dan KONSISTEN akan memenangi KECEPATAN tapi CEPAT PUAS DIRI.

Kisah berlanjut:

Kelinci yang menyadari kekalahannya, meminta pertandingan ulang, dan kura-kura menerima tantangan ini. Sekarang, kelinci dengan segenap kekuatannya berlomba dengan tidak berhenti sampai di garis akhir memenangi pertandingan.

Moral dari kisah ini: CEPAT & KONSISTEN pasti memenangi LAMBAT tapi MANTAP.

Tetapi kisah ini belum berakhir:

Sekarang, kura-kura merenungi dan menyadari bahwa kalau kelinci tidak berhenti maka tidak ada harapan dia bisa memenangi pertandingan. Oleh karena itu kura-kura mengajak bertanding di tempat dan rute yang berbeda. Dan tentu saja kelinci menyambutnya.

Dengan belajar dari pengalaman terdahulu, maka kelinci segera lari dan terus lari hingga akhirnya dia terpaksa harus berhenti di tepi sungai karena tidak bisa berenang dan juga tidak ada jembatan disekitarnya. Dan kura-kura menyusulnya kemudian berenang sampai ke garis akhir diseberang sungai di hadapan kelinci.

Moral dari kisah ini: KETAHUI KEKUATAN-KEKUATANMU dan terima tantangan dimana kemampuan terkuat engkau miliki.

Kisah ini masih diteruskan lagi:

Mengingat mereka sekarang sudah sering ketemu dan menghabiskan waktu bersama-sama saat bertanding, maka mereka menjadi sahabat yang baik, saling menghormati bahwa mereka memang berbeda dan masing-masing memiliki keunggulan-keunggulan yang berbeda-beda. Dan kali ini mereka memutuskan untuk berlomba lagi, hanya sekarang sebagai satu regu.

Begitu perlombaan dimulai, kelinci segera membopong kura-kura dan berlari cepat hingga tiba di tepian sungai, dimana kura-kura gantian yang membawa kelinci menyeberangi sungai sampai di tepi seberang sungai yaitu di garis akhir secara bersama-sama. Mereka menyelesaikan pertandingan dengan kepuasan yang luar biasa karena bisa begitu cepatnya waktu yang dicapai dibandingkan bila mereka harus berlomba sendiri-sendiri.

Moral dari kisah ini: Adalah baik dan bagus bila secara individu seseorang itu begitu cemerlang dan mempunyai kemampuan-kemampuan utamanya (kompetensi) yang sangat kuat. Tetapi kebanyakan dari kita yang bekerja sendiri cenderung bekerja dibawah prestasi rata-rata, karena pasti akan ada situasi dimana selalu ada yang kurang baik kita lakukan dilakukan orang lain dengan lebih baik. Kecuali kita mampu mengkombinasikan kemampuan tersebut ke dalam suatu regu.

Kerja sama kelompok terutama adalah kepemimpinan situasional, yang membiarkan seseorang dengan kompetensinya memimpin berdasarkan situasi. Menjadi anggota kelompok yang mendukung adalah mutlak untuk keberhasilan kelompok.

Ada lagi pelajaran dari kerja sama kelompok dalam kisah ini, yaitu tidak ada satupun dari peserta yang menyerah atas kegagalannya. Kelinci memutuskan untuk kerja lebih keras dan berusaha atas kegagalannya. Kura-kura mengubah strategi karena walaupun dia sudah habis-habisan, tapi masih belum sesuai dengan yang diinginkan.

Bayangkan, berapa lamanya si kelinci harus belajar kursus berenang. Atau buat kura-kura untuk belajar lari cepat. Pada waktu dan usia sekarang dimana perubahan sangat cepat terjadi, kita harus belajar bersama orang-orang yang memiliki kekuatan dimana kita tidak miliki.

Sama juga didalam bisnis, bila kita bisa kolaborasi dengan orang-orang yang ahli dibidangnya yang kita tidak kuasai, kita akan menyadari bahwa pasar kita menjadi sangat besar.

Cerita ini diadaptasi dari penulis tak dikenal.