Selasa, 20 Juli 2010

Tindakan Penentu Kesuksesan

(Sharing) Tindakan Penentu Kesuksesan Oleh: Andre Vincent Wenas ...setelah menyelesaikan rencana strategis perusahaan, tibalah pada fase penerapannya. Saat ini terjadi banyak kebingungan di kalangan manajer dan akhirnya malah mengarah pada stagnasi (kemacetan) dalam pelaksanaannya. Bagaimana kiranya bisa menyiasati kendala ini? Memang kunci sukses program bukanlah pada apa yang terumuskan dalam rencana bisnis, tetapi lebih pada apa yang Anda lakukan. Tindakan (eksekusi) itulah yang bakal membuat perubahan dan perbedaan. Laurence Haughton (bukunya: It’s Not What You Say, It’s What You Do, Gramedia, 2007) bisa membantu kita: Pertama, periksa kembali apakah arahnya sudah jelas dan dirumuskan dengan sederhana. Sekali lagi… sederhana! sehingga semua orang bisa mengerti tanpa keraguan sedikit pun. Apakah setiap inisiatif strategis ada penjelasannya. Jangan terburu mengasumsikan tim Anda telah paham hanya karena mereka mangangguk-angguk. Karena di bawah desakan waktu dan banyaknya inisiatif yang mesti dieksekusi, ditambah lagi tekanan dari perintah yang tak terucapkan namun diasumsikan oleh atasan dan kolega, mereka cenderung untuk menganggukkan kepala saja. Asal bapak senang, kalau target tak tercapai itu urusan nanti. Sekali lagi – karena sering dilupakan – rumusan tujuan yang jelas dan sederhana adalah SMART: specific (jelas dan bisa dideskripsikan maknanya), measurable (terukur), accountable (dapat dipertanggungjawabkan), realistic (realistis, menantang tapi masuk akal), dan time-bound (ada jadwalnya). Kedua, faktor orang (terutama sikapnya yang tepat). Pastikan setiap orang dalam organisasi punya agenda yang sama. Para pimpinan mesti dijadikan model bagi seluruh organisasi. Oleh karena itu mereka juga perlu diperlakukan dengan hormat (respek). Kompetensi apa yang dibutuhkan (sehingga perlu dikembangkan) untuk mengeksekusi adalah: a) Keahlian memecahkan masalah (mencari solusi), kapasitas melihat berbagai pendekatan menang-menang, dan menggunakan kreativitas. b) Empati (memahami posisi orang lain), kemampuan mengantisipasi perasaan, pikiran dan tindakan orang lain, serta menggunakan pemahaman ini untuk membantu dan membimbing orang lain. c) Komitmen (mencerminkan kedewasaan), memenuhi tanggungjawab dengan segala konsekuensinya. d) Sikap Asertif (dorongan ego), kemampuan bertahan dalam situasi kompetitif, mengatasi tenggat waktu, dan bersikap positif saat direlokasi. e) Fleksibilitas (kemampuan adaptasi), cukup percaya diri untuk mempertimbangkan perubahan, kemampuan melihat gambaran yang lebih besar. f) Dorongan diri (otonomi), kemampuan mencapai banyak hal tanpa supervisi, bekerja dengan baik, dan menggunakan tatanan-nilai dalam menetapkan prioritas. Ketiga, cegah organisasi dipenuhi “manusia gua” (mereka yang nyaman mendekam dalam ketidaksadarannya). Upayakan semua orang bisa melepaskan ide lama dan cara yang sudah usang. Pertama yang perlu “dilepaskan” adalah anggapan bahwa atasan adalah orang terpintar di kantor. Atasan jangan jadi “pembajak dialog”. Kedua, lepaskan “perfeksionisme” yang mengakibatkan stagnasi. Prinsip eksekusi adalah: tak ada rotan maka akar pun jadilah! Ketiga, lepaskan trauma kegagalan. Ini terkait dengan soal sebelumnya, sebagian dari akibat sikap perfeksionis adalah: bahwa satu kegagalan kecil membuat ide baru apa pun terdiskualifikasi. Keempat, ciptakan dan pimpin tim yang hebat. Ciri-ciri tim hebat adalah: saat bekerja dengan mereka, Anda tidak sabar menunggu hari esok. Tim hebat adalah, saat semua orang mengerjakan banyak hal dalam waktu yang mepet, tak perlu ada orang yang meneriakkan perintah serta pengawasa berlebihan. Pada tim hebat, kerja keras tidak terasa melelahkan (burn-out), masalah dipecahkan tanpa banyak keluhan (walau bukan berarti bahwa setiap anggota selalu setuju). Kalau ada ketidaksepakatan, tim hebat mendiskusikannya secara dewasa dan bekerjasama lagi dengan cepat. Tim hebat memiliki cara untuk membuat semua orang, bahkan yang berada dalam grup paling beragam sekalipun, melakukan hal terbaik. Sehingga pada akhirnya, soalnya bukan lagi pada apa yang kita katakan… tetapi apa yang kita lakukan (eksekusi), itulah yang akan membuat perubahan dan perbedaan. Bersiaplah untuk sukses!