Rabu, 10 September 2014

Menggapai Asa

Saat duduk manis berdampingan dibarisan depan di acara AKSI [Asosiasi Kewirausahaan Sosial Indonesia] bulan September 2002 di Semarang, saya tidak sempat bercakap cakap dengan bapak yg satu ini, namanya Pak Sugeng Siswoyudono, laki2 berpenampilan sederhana berusia 50 tahun.
Saat break sore, saya lagi rokok'an di lobby terlihat Pak Sugeng tertatih tatih menuruni tangga dan keluar pintu hotel .. Juga untuk rokok'an, langsung saja instink saya jalan, dia saya tarik ke loby dan ajak rokokkan bareng.
Pak Sugeng ini pernah masuk di acaranya Kick Andy yaitu Penggagas 1000 Kaki Palsu .. Betul, dia penyandang cacat kaki dan kerjanya sebagai perajin membuat kaki palsu.
Pertama bicara dengan saya, dia kelihatannya agak sungkan, lalu perlahan suasana mulai mencair dengan guyon Suroboyoan (beliau tinggal di Mojokerto), lalu mulailah Pak Sugeng berkisah ...
Pak Sugeng tidak menceritakan kenapa salah satu kakinya hanya sedengkul, tapi dia bercerita tentang kepahitan hidup dari seorang yang tersia sia seakan tanpa guna dari lingkungannya, tidak dianggap sebagai manusia karena selama 15 tahun tanpa KTP/KK, dia betul2 dijauhi tetangga sebab kenakalannya.
Protes yang dilakukan yaitu menggambari dinding rumahnya dengan bendera Jerman serta lambang Swastika besar ditengahnya, sebetulnya ada maksudnya karena rumahnya terletak di sebelah kampung Kauman (Jerman - Jejer Kauman) ..
Sampai suatu saat dia dia dilirik team kreatif Kick Andy dan masuk acara Kick Andy, lalu semuanya berubah .. Usahanya yg tidak dipandang sebelah mata sebagai tukang reperasi kaki palsu mulai dilirik banyak orang, dicanangkanlah 1000 Kaki Palsu untuk orang tak mampu yang sekarang sudah lebih dari 2000, cukup keterangan tidak mampu dari pejabat setempat dan ajukan ke Kick Andy.
Saat ini [tahun 2012] pak Sugeng punya 5 team untuk penanganan pembuatan kaki palsu, team ini selalu bergerak keseluruh penjuru tanah air denga TO (Target Operasi) Orang tidak mampu ..
Saya tanyakan apakah ada pihak luar yg tertarik, "Ada pak, banyak malah .. dari Afrika dan bahkan Afganistan, banyak korban perang yang kehilangan kakinya .. tapi saya ingin menolong orang kita dahulu" .. Sebuah pemikiran sederhana sekali, Sugeng tidak berpikir menjadikan ini sebagai suatu usaha yg besar, dia hanya berpikir membantu orang tak mampu ..sekarang bahkan Bupati berkunjung kerumah yang beberapa waktu lalu tidak diakui masyarakat.
Perubahan hidup yang drastis, dari "terbuang" menjadi "pejuang" kemanusiaan ..
Diakhir pertemuan, saya peluk pak Sugeng layaknya sahabat saya .. malam itu dia kembali ke Mojokerto dengan pak drg Bagus Anto, seorang yang berhati malaikat lainnya yang akan saya share juga nanti.
Pak Sugeng sudah merintis "Jalan ke Surga" nya langsung dengan tindakan, sementara kita masih banyak cuma sebagai penonton disaat banyak orang yg perlu pertolongan disekitar kita .

the Milist Manager..